Kelas Menegah Turun, Warung Madura jadi Incaran karena Murah dan Ada Produk Eceran
Redaksi : Ghina
Penulis : Ary Mulyagung

Tanggal Rilis : 2024-10-23 03:06:51 wib
Ilustrasi - Seorang pedagang melayani pembeli di sebuah warung kelontong yang sering juga disebut warungmadura. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nym/am.

TEMPO.COJakarta - Hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan sebanyak 71 persen responden dari kalangan kelas menengah pernah berbelanja di Warung Madura, sedangkan 29 persen tidak pernah melakukkannya. Sebanyak 4 dari 5 kelas menengah berbelanja di Warung Madura karena lokasi mudah dijangkau.

“Jika dibandingkan dengan toko kelontong modern, Warung Madura secara lokasi, harga, dan jam operasional (24 jam) lebih unggul,” kata Managing Partner Inventure Yuswohady dalam konferensi pers secara daring soal Indonesia Industry Outlook 2025 bertajuk tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? Pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Selain lokasi mudah dijangkau, Yuswohady mengatakan dari 71 persen ini ada 61 persen beralasan harga di Warung Madura lebih murah dan sebanyak 52 persen mengaku karena ada tawaran pembelian dalam bentuk kemasan eceran. “Kemasan eceran menjadi incaran kelas menengah,” kata dia. 

Karena itu, Yuswohady mengatakan produk kebutuhan dasar seperti minuman botol, sembako, snack, dan produk mandi paling banyak dibeli di Warung Madura. “Ini menjadi tanda daya beli kelas menengah yang menurun,” kata dia. 

Hasil sigi serupa juga menunjukkan adanya 49 persen kelas menegah yang mengalami penurunan daya beli, sedangkan 51 persen mengatakan tidak merasa menurun daya belinya. Dari 49 persen itu, sebanyak 85 persen mengatakan mereka menurunkan daya beli karena kenaikan harga kebutuhan pokok seperti makanan, energi, dan transportasi. 

“Ini nyaris setengahnya, mereka berasal dari aspiring middle class (kelas menegah bawah),” kata Yuswohady. 

Kelompok 49 persen ini, sebanyak 85 persen menurunkan daya beli karena kenaikan harga kebutuhan pokok, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan sebanyak 52 persen, dan pendapatan yang stagnan 45 persen. 

Sementara itu, dari responden yang mengaku menurunkan daya beli ini, mereka juga menyebutkan telah memangkas pengeluaran rumah tangga. Hasilnya, pengeluaran untuk membership atau langganan (Netflix, Spotify, gym, dll), renovasi rumah, dan produk skincare premium.

Namun, kelompok ini juga mengaku hanya memangkas sebagain kecil pengeluaran mereka untuk membeli barang fesyen baru (baju, Sepatu, tas, dll), makan di luar (restoran, kafe, dll), dan biaya pendidikan non-formal (kursus, privat, kelas yoga, dll). 

“Makan enak itu tidak dipangkas. Ini menunjukkan di Indonesia budaya kelas menegah, nongkrong menjadi penting,” kata dia. 

Survei ini melibatkan 450 responden yang berasal dari lima kota besar di Indonesia yang meliputi Jabodetabek, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar. Responden ini juga berasal dari kelas menengah milenial dan Gen Z dengan metode survei wawancara langsung pada September 2024. 

Dari sisi pengeluarannya, sebanyak 79 persen responden berasal dari middle class-A2 dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 2,1-9,6 juta, sebanyak 14 persen responden dari aspiring middle class-B dengan pengeluaran rumah tangga sebesar Rp 900 ribu-2,1 juta, dan sebesar 7 persen responden berasal dari upper middle class-A1 dengan pengeluran di atas Rp 9,6 juta. 

Eceran  Warung Madura  
Share:

Amelia Alex

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic but also the leap into electronic.

Amelia Alex

Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy Lorem Ipsum has been the industry's standard dummy type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic but also the leap into electronic.

Berita Terkait

ff